Rabu, 21 November 2012

DIALOG YANG MACET (KENAPA YA?)



http://saksidanbukti.wordpress.com/2012/06/08/yang-islam-tidak-faham-tentang-idul-adha/#comment-524


Tanggapan:


hamdan pati

Kisah Pengurbanan Ibrahim Menurut Al-qur’an:
LOGIC DAN MENANG FAKTA

Al-qur’an tidak menyebutkan nama Ismail yang dikurbankan Ibrahim, begitu juga dalam Alkitab yang asli (Alkitab dalam bahasa Aramik / zaman Rabbi Ezra), nama Ishak / Ismail pun tidak disebutkan. Kata “yakni Ishak” yang tercantum dalam Alkitab yang sekarang ini, adalah sisipan oleh tangan-tangan jahat Yahudi. Bahkan menurut Al-qur’an, orang-orang Yahudi tidak hanya menyisipkan kata-katanya sendiri, tapi juga mengubah letak ayat-ayat Alkitab dari tempat-tempatnya semula. (QS Al-baqarah: 79 dan QS An-nisa: 46).
Untuk meneliti siapakah yang dikurbankan Ibrahim menurut Al-qur’an, marilah kita baca dengan cermat mulai ayat (100) sampai dengan ayat (113). Ingat! Sampai ayat (112) dan (113). Sebab pada ayat-ayat itulah nama Ismail akan terungkap.

Terjemah kisah pengurbanan Ibrahim menurut Al-qur’an (QS As-shaffat:100-113):
  1. (100). “Ya Tuhanku, anugerahilah aku (seorang anak) yang termasuk anak-anak yang sholeh”. 
  2. (101). Maka kami gembirakan dia dengan (kelahiran) seorang anak yang amat sabar (penyantun).
  3. (102). Maka tatkala anak itu telah sampai pada usia dapat membantu bapaknya, berkatalah Ibrahim: “Wahai anakku sayang, sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu. Untuk itu bagaimana pendapatmu?” anaknya menjawab: “Wahai bapakku. Laksanakanlah apa yang diperintah Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatkan aku termasuk golongan orang-orang yang sabar.”
  4. (103). Maka tatkala keduanya telah menyerahkan diri (kepada perintah Allah) dan Ibrahim telah merebahkan anaknya (di tempat penyembelihan)
  5. (104). Kami panggil dia: “Hai Ibrahim” (jangan kau lanjutkan)
  6. (105). “Sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik.”
  7. (106). “Sesungguhnya perintah (penyembelihan) ini benar-benar ujian yang nyata”
  8. (107). Dan Kami tebus sembelihan itu dengan sembelihan yang agung.
  9. (108). Dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
  10. (109). (yaitu) Kesejahteraan yang senantiasa dilimpahkan atas Ibrahim
  11. (110). Demikian Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
  12. (111). Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman
  13. (112). Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. 
  14. (113). Dan Kami limpahkan keberkatan atasnya (Ismail) dan atas Ishak. Dan di antara anak cucu mereka berdua (Ismail dan Ishak) ada yang berbuat baik dan ada yang dzalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata. 

Penjelasan:
  1. Ayat (100) dan (101) menceritakan keinginan Ibrahim punya anak. Kemudian Tuhan menggembirakan Ibrahim dengan kelahiran seorang anak yang sabar. Siapakah anak pertama Ibrahim? Tentu Ismail. 
  2. Ayat (102) s.d (107) menceritakan ketika Ismail sudah pada usia dapat membantu bapaknya, Tuhan menguji Ibrahim dengan ujian yang sangat berat: menyembelih satu-satunya anak yang dirindukannya selama 85 tahun (anak tunggalnya itu). Dan Ibrahim lulus ujian. Tuhan mengganti Ismail dengan hewan kurban.
  3. Ayat (108) s.d (111) menceritakan janji Tuhan untuk memberi penghargaan (reward) kepada Ibrahim yang telah lulus ujian. Janji yang pertama adalah Tuhan akan mengabadikan nama Ibrahim “di kalangan orang-orang yang akan datang kemudian” . Janji ini sudah digenapi Tuhan yaitu “di kalangan Muslim”. Setiap shalat (pada tahiyat akhir), orang Islam berkewajiban membaca salawat (do’a dan salam sejahtera) buat nabi Muhammad dan nabi Ibrahim. (“kama shallaita ala sayyidina ibrahim…dst). 
  4. Ayat (112) dan (113) menceritakan janji Tuhan yang kedua dan telah digenapi-Nya. Sebagai penghargaan (hadiah yang bersifat fisik), Ibrahim dijanjikan Tuhan akan digembirakan lagi dengan kelahiran Ishak, sebagai anak perjanjian. Kemudian Tuhan berkata bahwa kedua anaknya (Ismail dan Ishak) diberkati. “Dan di antara anak cucu MEREKA”, kata Tuhan, ada yang berbuat baik dan ada yang dzolim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.

Orang yang tidak paham Bahasa Arab dan tidak paham Gaya Bahasa Al-qur’an akan membantah ayat (112) dan (113) karena di situ tidak ada nama ‘Ismail’. Yang ada adalah nama ‘Ibrahim’ dan nama ‘Ishak’.
Ini perlu penjelasan:
  1. Huruf ‘waw’ dalam kalimat “WA BASYARNAHU” (112) disebut ‘waw ath littarbi bil ittishali’, yaitu huruf penghubung (conjunction) antara DUA PERISTIWA YANG TERJADI SECARA BERURUTAN. Dengan demikian maka ayat (112) tentang kelahiran Ishak itu disebutkan (ada), karena ada peristiwa sebelumnya, yaitu peristiwa penyembelihan anak Ibrahim. Siapakah anak Ibrahim yang disembelih yang kejadiannya sebelum kelahiran Ishak? Tentu Ismail. 
  2. Ayat (112) itu diperkuat dengan ayat (113) yang menyatakan Allah memberkati kepada-nya (Ismail) dan kepada Ishak. “Dan di antara anak cucu MEREKA” (Ismail dan Ishak), kata Tuhan, ada yang berbuat baik dan ada yang dzolim.
  3. Tuhan menggunakan kata “dan di antara anak cucu MEREKA” (WA MIN DZURRIYATI HIMA) apa mungkin ditujukan kepada “anak cucu Ibrahim dan Ishak” ? Bukankah mereka sendiri hubungannya adalah antara “anak dan bapak” (satu garis keturunan)? Kalau yang dimaksudkan Tuhan adalah “anak cucu Ibrahim dan anak cucu Ishak”, cukuplah dikatakan “anak cucu Ibrahim” (DZURRIYATA HU), sebab anak cucu Ibrahim sudah mencakup anak cucu Ishak. 
  4. Tuhan menggunakan kata “dan di antara anak cucu MEREKA” (WA MIN DZURRIYATI HIMA), hal ini jelas menunjuk pada dua orang anak yang masing-masing menurunkan anak cucu (dua garis keturunan). Siapa lagi kalau bukan anak cucu Ismail dan anak cucu Ishak? Jadi, dalam ayat (113) kalimat WA MIN DZURRIYATI HIMA itu artinya: DAN DI ANTARA ANAK CUCU ISMAIL DAN ISHAK, bukan DAN DI ANTARA ANAK CUCU IBRAHIM DAN ISHAK!
Kesimpulannya: Ternyata ada nama ‘Ismail’ yang secara implisit disebutkan Tuhan dalam Al-qur’an (QS As-shaffat:100-113).

Inilah sifat paradoksal dalam Alqur’an dan Alkitab tentang kisah pengurbanan Ibrahim :
Meskipun Al-qur’an tidak dengan jelas menulis nama ‘Ismail’, tetapi bagi orang-orang yang teliti dan cermat, ia akan menemukan nama itu (Ismail) yang dikurbankan Ibrahim.
Sebaliknya,
Meskipun Alkitab menulis dengan jelas, “yakni Ishak”, tetapi bagi orang-orang yang teliti dan cermat, ia akan menemukan kejanggalan-kejanggalan bila Ishak yang dikurbankan Ibrahim.

Sekarang mari kita berkontemplasi:
Umat Yahudi, Umat Kristen dan Umat Islam sama-sama meyakini peristiwa sejarah pengurbanan Ibrahim dengan versinya masing-masing. Tetapi di antara mereka, siapakah yang dikehendaki Tuhan untuk melakukan ‘napak tilas’ sejarah pengurbanan Ibrahim?
Apakah fakta bahwa Umat Islam-lah yang setiap tahunnya melakukan napak tilas sejarah pengurbanan Ibrahim adalah suatu kebetulan saja? Tentu tidak. Segala sesuatu pasti atas kehendak-Nya. Tuhan menghendaki ada suatu umat yang melakukan napak tilas sejarah pengurbanan yang purna itu, agar peristiwa itu dikenang manusia sepanjang zaman. Dan umat yang dipilihnya adalah umat yang berhak merayakannya! Inilah rancangan Tuhan. Dan inilah yang saya katakan Islam itu logic dan menang fakta!



TANGGAPAN SAYA ATAS ULASAN HAMDAN PATI PERIHAL “YANG ISLAM TIDAK FAHAM TENTANG IDUL ADHA”

Saudara hamdan pati,
Agar Anda tahu bahwa Alkitab memberikan kisah yang paling akurat tentang isu “Persembahan Abraham,” yang Anda dan saudara-saudara Muslim klaim sebagai Ismail yang dikorbankan.
Dari mana Anda tahu bahwa pada teks Asli Alkitab itu tidak terdapat nama Ishak atau Ismail” Dan dari mana pula Anda mengetahui bahwa nama Ishak ditambahkan oleh orang-orang Yahudi yang jahat? Agara Anda tahu ya, bahwa orang-orang Yahudi mempunyai kketelitian yang luar biasa pada saat menulis atau menyalin ulang ayat-ayat Alkitab. Bahkan kisah ini telah sangat jelas narasinya dalam Alkitab.

Mari saya tunjukan, pada Anda :
 

Peristiwa “PENGORBANAN ABRAHAM ITU” terjadi jauh setelah Ismael dan Hagar meninggalkan kemah Abraham ( karena disuruh pergi – atau lebih tepatnya diusir oleh Abraham dan Sarah – Kejadian 21:8-21) hal itu dikarenakan saat Ishak baru disapi Sarah melihat Ismail menjahili Ishak, sehingga Sarah meminta agar Hagar dan Ismael diusir dari kemahnya. Selanjutnya perhatikan kisah ini dengan penuh perhatian dan lebih teliti alur ceritanya ya?Kejadian 21:8-21:

21:8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. ( anak yang dimaksud disini Ishak ya?)
21:9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri.
21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
21:13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu.”
21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
21:17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”
21:19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
21:20 Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
21:21 Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.

Kata “BERMAIN ”dalam ayat 9, itu ada indikasi “menjahili atau menganiaya” Ishak karena itu diperjelas dalam Perjanjian Baru oleh Rasul Paulus dalam Galatia sbegai berikut: “Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar – Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab — dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. (Galatia 4:24-25)

Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. Tetapi apa kata nas Kitab Suci? “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu.”(Galatia 4:28-30) 

Jadi Alkitab sudah sangat jelas menggambarkan tentang khakter Ismael yang adalah seorang yang kasar dan suka menganiaya. Dan akan hal itu pun sudah disebutkan Malaikat Tuhan yang mendapatkan Hagar di padang gurun waktu ia masih mengandung Ismael, melarikan diri dari majikannya Sarah, karena tak tahan atas penderitaan akibat sikap kesombongan Hagar sendiri yang memandang rendah Sarah majikannya. Lihat Kejadian 16:7-12: Lebih lengkap dapat dibaca dibahwa ini:

16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.
16:8 Katanya: “Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya: “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.”
16:9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.”
16:10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.”
16:11 Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
16:12 Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.”

Perhatikan saat itu kepada Hagar telah diberitahu oleh Malaikat bahwa Ismail itu prilakunya akan seperti “seekor keledai liar.” (Kejadian 16:12).
SEKALI LAGI CATAN PENTING AGAR JANGAN LUPA PERISITIWA “PENGUSIRAN TERHADAP HAGAR DAN ISMAEL ITU” TERJADI SAAT ISHAK BARU DISAPI ARTINYA ISHAK MASIH KECIL. 

2.  Alkitab berkata bahwa tidak lama setelah peristiwa “pengusiran itu” itu Isamail menikah dan tinggal di padang gurun Paran. “ Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.(Kejadian 21:21) Setelah peristiwa itu dalam kurun waktu yang tentu agak lama Allah berfirman kepada Abraham untuk mempersembahkan putra tunggalnya Ishak. Kejadian 22:1-19:

22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.”
22:2 Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.”
22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?”
22:8 Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.”
22:12 Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”
22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16 kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
22:19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Disini Tuhan Allah menyuruh Abraham mempersembahkan putera tunggalnya yang dikasihinya. Okay, katakanlah kalau dalam Alkitab nama Ishak tidak dicantungkan. (kita berasumsih demikian) Maka yang muncul di dalam pikiran kita kira-kira siapakah “putra tunggal yang dimaksutkan Tuhan Allah ? Apakah itu berarti Ismael? Tentu TIDAK ! Karena Ismael telah lama pergi dari kemah Abraraham karena diusir. Jadi Alkitab hanya menyisahkan satu alternnatif pilihan bahwa “putera tunggal yang dimaksudkan Tuhan Allah kepada Abraham tidak lain adalah Ishak! 

JADI ALKITAB TIDAK MEMBERI CELA KESAMAR-SAMARAN DALAM KASUS INI. KARENAN ALKITAB DENGAN TERANG BENDERANG MENYATAKAN BAHWA YANG DIMINTA TUHAN DARI ABRAHAM ADALAH ISHAK, WALAU PUN KEMUDIAN ISHAK PUN TIDAK JADI DIPERSEMBAHKAN KARENA N DIGANTI OLEHY SEOKOR DOMBA JUANTAN.

“ Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.”( Kejadian 22:13)

3. Anda berkata, “Tuhan menghendaki ada suatu umat yang melakukan napak tilas sejarah pengurbanan yang purna itu, agar peristiwa itu dikenang manusia sepanjang zaman. Dan umat yang dipilihnya adalah umat yang berhak merayakannya! Inilah rancangan Tuhan. Dan inilah yang saya katakan Islam itu logic dan menang fakta!
APA ARTINYA SEBUAH RITUAL TANPA MAKNA ?
Bagi kami orang Kristen ritual itu harus member tuntunan pada iman yang lebih bermakna dari pada sekedar upacara lahiriah belaka. Kami orang Kristen tahu dan percaya dengan pasti bahgwa penyembelihan “binatang korban” (entah itu domba atau binatang apa saja – yang halal tentunya, bukan baru terjadi setelah Allah meminta Abraham mempersembahkan putera tunggalnya. Karena hal itu telah dilakukan oleh Allah sendiri di Taman Eden sebagai tebusan bagi Adam dan Hawa ketika mereka jatuh dalam dosa.” Sebab saat mereka sebelum diusir keluar dari Taman Eden Allah telah menyemblih dua ekor binatang dan menjadikan pakaian bagi mereka guna menutupi ketelanjangan mereka akibat dosa mereka. ( kemungkinan domba yang disembelih untuk mereka.) lihat Kejadian 3:21-23

3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22 Berfirmanlah TUHAN Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Demikian jelas terlihat suatu “tipologi”dari konsep penebusan yang menuntut pengorbanan darah binatang.sangat jelas terlihat dari sini. Dua ekor binatang telah disembelih menjadi korban pengganti bagi Adam dan Hawa agar mereka boleh tetap hidup dan hal itu pula yang diajarkan mereka pada putera-puteranya Kain dan Habel. Namun Kain melakukan sesuatu yang menyimpang dari itu dengan tidak mempersembahkan binatang korban akibatnya persembahannya tidak diterima Tuhan. Sedangkan Habel mempersembahkan korban bakaran sekor domba yang karenanya ia dierima Tuhan. Prinsip ini yang terus dilakukan oleh orang-orang percaya sepanjang sejarah Perjanjian Lama, termasuk Nuh, lalu Abraham dan berlangsung terus dalam kehidupan umat Allah –Israel. Karena Alkitab berkata, “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa.”lihat Ibrani 9:22:
“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”( Ibrani 9 :22)

4. Bagi kami napak tilas yang merujuk pada Abraham itu tidak perlu dilakukan lagi, karena yang dilakukan Abraham itu hnayalah suatu baying dari “korban yang sesungguhnya dan yang paling agung” dalam diri YESUS KRISTUS SANG ANAK DOMBA ALLAH. Seperti yang dikemukakan oleh Yohanes Pembaptis ketika menunjuk Yesus Kristus seraya berkata, “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29) Kenapa berkutat dalam sesuatu yang hanya bayangan sedangkan yang sesungguhnya “SUDAH DATANG DAN SUDAH DIKORBANKAN.” Ketika Tuhan Yesus berada dikayu salib Ia member suatu deklarasi dengan berseuh, “TETELSTAI”(bhs. Yunani ) artinya “SUDAH GENAP” atau “SUDAH SELESAI!” Korban yang dibutuhkan untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa di dunia telah dikerjakan dengan penuh, genap dan selesai. Karena itu tak perlu lagi korban lain, karena korban Maha Agung telah dilakukan. Seperti nyang dikatakan penulis kitab Ibrani dalam Ibrani 10:11-24, demikian:
10:11 Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
10:12 Tetapi Ia,( Maksudnya Yesus Kristus) setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
10:15 Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita,
10:16 sebab setelah Ia berfirman: “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
10:17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.”
10:18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

5. Jadi Yesus Kristus adalah Korban sejati dan sempurna, sekaligus pada saat yang sama Ia sendiri sebagai Imam besar Agung yang berdiri di hadapan Allah Bapak, mengerjakan pendamaiaan dan penebusan dosa sekalian bangsa. Rasul Petrus menyebut Dia sebagai batu penjuru yang mahal, ketika berkata, “Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.”( I Petrus 2:6) Sedangkan Rasul Yohanes bersaksi tentang Dia ( Yesus Kristus ), bahwa “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”( Yohanes 14:6)

6. Dan Penlis Ibrani menegaskan, Ibrani 2:14-18 demikian:
2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia ( Yesus Kristus) juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia (Yesus Kristus) memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia (Yesus Kristus) membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia (Yesus Kristus) kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia ( Yesus Kristus) kasihani.
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia ( Yesus Kristus) harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia ( Yesus Kristus) menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri ( Yesus Kristus) telah menderita karena pencobaan, maka Ia ( Yesus Kristus) dapat menolong mereka yang dicobai.”
Sekian! Tuhan Yesus memberkati. Amen


hamdan pati

Salam kenal Sdr Lazararus L St Toenlioe,
 Saya akan menanggapi tulisan Anda sedikit-sedikit saja agar lebih konsen dan tidak monoton. Di samping itu, juga karena saya harus bagi-bagi pekerjaan,…

Anda bilang:
Dari mana Anda tahu bahwa pada teks Asli Alkitab itu tidak terdapat nama Ishak atau Ismail” Dan dari mana pula Anda mengetahui bahwa nama Ishak ditambahkan oleh orang-orang Yahudi yang jahat?

Jawab:
Saya kan sudah bilang itu dari Al-qur’an (QS Al-baqarah: 79 dan QS An-nisa: 46). Kalau Anda pingin tahu Taurat yang asli yang tidak ada sisipannya “yakni Ishak”, silakan cari sendiri Taurat yang ditulis nabi Ezra (th 445 SM) dalam bahasa Ibrani http://id.wikipedia.org/wiki/Ezra Kenapa Tauratnya nabi Ezra diganti dengan Septuaginta (th 285 SM) dalam bahasa Yunani http://id.wikipedia.org/wiki/Septuaginta …? Dan kenapa Taurat nabi Ezra dalam bahasa Ibrani (Tanakh) itu kini sudah tidak ada lagi? Dimusnahkan ya?

Anda bilang:
Peristiwa “PENGORBANAN ABRAHAM ITU” terjadi jauh setelah Ismael dan Hagar meninggalkan kemah Abraham ( karena disuruh pergi – atau lebih tepatnya diusir oleh Abraham dan Sarah – Kejadian 21:8-21) hal itu dikarenakan saat Ishak baru disapi Sarah melihat Ismail menjahili Ishak.

Jawab:
Begini, … pada awalnya, yang menyuruh Ibrahim mengusir Ismail dari tanah Kanaan (Palestina) ke Paran (Arab) adalah Sara. Ibrahim sendiri tidak mengusir Ismail kalau tidak disuruh Sara. Bagaimana mungkin seorang ayah kandung mengusir anak yang telah dirindukannya selama 85 tahun? Bagaimana mungkin seorang nabi besar melakukan kekerasan dalam rumah tangganya sendiri? Berbuat sewenang-wenang (KDRT) terhadap anak kandungnya sendiri tidak mungkin dilakukan oleh seorang nabi! Jadi, pada awalnya, yang mengusir Ismail itu Sara, bukan Ibrahim. 

Inilah perintah Sara kepada Ibrahim: “Usirlah hamba perempuan itu bersama anaknya , sebab anak hamba itu tidak akan menjadi ahli waris bersama anakku, Ishak.” (Kej 21:10). 

Ternyata Sara mengusir Ismail itu motivasinya hal WARISAN, bukan karena ISMAIL MENJAHILI ISHAK — seperti tuduhan PAULUS. Kalau memang Ismail ‘menjahili’ Ishak, mestinya Sara mengatakan: “Usirlah hamba perempuan itu bersama anaknya , sebab anak hamba itu MENJAHILI anakku, Ishak.”
Karena masalah WARISAN, ..maka wajar apabila Ibrahim sendiri merasa sebal dengan peristiwa pengusiran itu. Tapi Tuhan menyuruh Ibrahim agar menuruti saja perintah Sara. “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu. Dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya.” (Kej 21:12). Dalam bahasa kita sehari-hari, kira-kira Tuhan bilang begini: “Sudahlah Ibrahim,…tidak usah pusing kau…. turuti saja perintahnya Sara… (Sara itu punya rencana, dan Aku pun telah merencanakan)!” Jadi, Ibrahim mengusir Ismail itu sebenarnya tidak menuruti perintah Sara, tapi menuruti perintah Tuhan. SARA PUNYA RENCANA (soal warisan harta), TUHAN PUN TELAH MERENCANAKAN (soal warisan kerasulan). Coba Anda kaji saja ayat-ayat ini ada hubungannya apa tidak menurut Anda? Kej 21:10 —> Mazmur 118:22 —-> Matius 21:42-43 —-> back to Kej. 21:17-18 —-> siapakah di antara anak BANGSA yang diturunkan Ismail yang menjadi rasul?
———————————————————————————
Harap Anda tahu:
Meskipun Ismail dan Ishak dipisahkan Tuhan, tapi hubungan antara kedua saudara ini tetap akrab. Buktinya setelah dewasa dan punya anak-anak mereka besanan (Kejadian 28: 8-9; Kejadian 36:2-3). Ketika Abraham sakit, Ishak memberitahu Ismail. Buktinya? Mereka berdua yang memakamkan Abraham saat wafat (Kejadian 25:7-9). Jadi, hubungan antara dua saudara ini sebenarnya tidak ada masalah. Orang-orang Yahudi saja yang rasis dan benci sama Ismail. Karena itulah tauratnya Ezra (Tanakh) diedit, disisipi “yakni Ishak” pada kej 22:2, kemudian dimusnahkan dan diganti dengan Septuaginta (70 tenaga ahli Yahudi yang pandai berbahasa Yunani). Kalau pingin bukti tentang hal ini, ya buktikan sendiri keberadaan tauratnya Ezra yang berbahasa Ibrani itu sekarang di mana?
———————————————————————————
 
Kemudian untuk sebutan ‘anak tunggal’ yang ditujukan kepada Ishak, sebab Ismail sudah dibuang ke luar negeri?

Saya jawab:
Alangkah naifnya saya, jika saya punya anak dua, tapi yang sulung dikehendaki Tuhan agar bekerja atau kuliah di luar negeri, dan ketika saya ditanya seseorang “anakmu berapa?” saya jawab: “saya hanya punya anak tunggal” (?)

Ishak adalah ‘anak perjanjian’, jadi Alkitab memberikan kisah yang paling akurat tentang isu “Persembahan Abraham” ini jika dan hanya jika Tuhan menggunakan istilah ‘anak yang Kujanjikan’, bukan ‘anak tunggal’.
———————————————————————————
Sekian dulu tanggapan saya, Sdr Lazararus L St Toenlioe 
Salam,

3 komentar:

  1. beginilah ya,jika anda adalah BAPA dan punya isteri seperti SARAH dan HAJAR juga anak seperti ISHAK dan ISMAIL,kalau anda disuruh buat pilihan,siapa anak yang sah mendapat warisan mengikut undang undang .

    BalasHapus
  2. Karena Ismail adalah anak yang sah yang lahir dari isteri yang sah (bukan gundik), maka tidak ada bedanya hak antara Ismail dan Ishak! Ummat manusia zaman sekarang sudah menggelorakan semangat anti rasial! Jadi tinggalkan ajaran Paulus yang rasis itu bung!

    BalasHapus
  3. apa bukti kalau orang yahudi menambahkan kata-kata tertentu seperti yang anda tuduhkan

    BalasHapus